Posted by http://smiley-glowings7.blogspot.com
Editor • 16/06/2013 • Printer-friendly
Perlu di fikirkan, setelah membaca ini ..
Hay, sobat siapa yang paling berbahagia saat pesta
pernikahan berlangsung ? Bisa jadi kedua mempelai. Meski lelah tapi tetep mampu
tersenyum sampe tamu terakhir datang.
Ato mungkin orang tua kedua mempelai yang baru aja
menuntaskan kewajiban terakhirnya dengan mendapatkan pendamping hidup untuk
anak” nya, mereka membayangkan akan segera menimang cucu dari putra putrinya. “Aih,
pasti seneng banget deh ,”
Para tamu yg hadir dalam pesta tersebut ikutan bahagia, itu
nampak dari senyum, canda, dan keceriaan yg mereka tunjukan. Bagi sanak saudara
dan kerabat orang tua kedua mempelai, bisa dijadikan ajang silaturahim, kalau
perlu rapat keluarga besar pun bisa berlangsung di sela-sela pesta. Hahaha ..
Sementara teman dan teman kedua mempelai menyulap pesta
pernikahan itu menjadi reuni yang tak direncanakan.. Dan satu lagi, bagi mereka
yang jarang-jarang menikmati makanan bergizi plus, inilah saatnya perbaikan
gizi walau bermodal uang sekadarnya di amplop yang tertutup rapat. Tuiing .. ?
Nyaris tidak ada hadirin yang terlihat sedih …
Apa benar-benar tidak ada yang bersedih di pesta itu ?
Semula ane kira yang paling bersedih Cuma tukang pembawa piring kotor yang biasanya hanya mendapat upah dua puluh ribu rupiah plus sepiring makan gratis untuk ratusan piring
yang ia angkat. Dua puluh ribu rupiah yang diterima setelah semua tamu
pulang itu, sungguh tak cukup mengeringkan keringatnya . Ya’ampun Sedih, pasti.
L
Ternyata ane baru
sadar orang yang lebih bersedih di pesta
itu. Mereka memang gak terlihat ada di pesta, juga gak mengenakan pakaian bagus
lengkap dengan dandanan yang tak biasa dari keseharian di hari istimewa itu.
Mereka hanya ada di bagian belakang dari gedung tempat pesta berlangsung, atau
bagian tersembunyi dengan terpal yang menghalangi aktivitas mereka di rumah si yg
punya pesta. Mereka lah para pencuci
piring bekas makan para tamu terhormat di ruang pesta.
Bukan, mereka bukan sedih lantaran mendapat bayaran yang tak
jauh berbeda dengan pembawa piring kotor. Mereka juga tidak sedih hanya karena
harus belakangan mendapat jatah makan, itu sudah mereka sadari sejak awal
mengambil peran sebagai pencuci piring. Juga bukan karena tak sempat memberikan
doa selamat dan keberkahan untuk pasangan pengantin yang berbahagia, meski apa
yang mereka kerjakan mungkin lebih bernilai dari doa -doa para tamu yang hadir.
Tapi air mata mereka keluar setiap kali memandangi nasi yang
harus terbuang teramat banyak, juga potongan daging atau makanan lain yang tak
habis disantap para tamu. Tak tertahankan sedih mereka saat membayangkan
tumpukan makanan sisa itu dan memasukkannya dalam karung untuk kemudian singgah
di tempat sampah, sementara anak-anak mereka di rumah sering harus menahan
lapar hingga terlelap.
“Andai para tamu itu
tak mengambil makanan di luar batas kemampuannya menyantap, andai mereka yang
berpakaian bagus di pesta itu tak taati nafsunya untuk mengambil semua yang
tersedia padahal tak semua bisa masuk dalam perut mereka, mungkin akan ada sisa
makanan untuk anak-anak di panti anak yatim tak jauh dari tempat pesta itu.
Andai pula mereka mengerti buruknya berbuat mubazir, mungkin ratusan anak yatim
dan kaum fakir bisa terundang untuk ikut menikmati hidangan dalam pesta itu. “
Sekadar usul nih, buat bapak”/ibu” untuk Anda yang akan
melaksanakan pesta pernikahan ato yg lainnya jga, tidak cukup kalimat “Mohon Doa Restu” dan “Selamat Menikmati”
yang tertera di dinding pesta, tapi
sertakan juga tulisan yang cukup besar “Terima Kasih untuk Tidak Mubazir”.
Bisa Gak Ya ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
;Tolong jangan memberikan komentar yang menusuk di hati lalu tembus di jantung :D " .
Oke, jika ada salah mohon di maafkan ..